Profile KHDTK

KHDTK Gunungkidul Blok Watusipat

abc

Profil dan Keberadaan Kawasan

KHDTK Gunungkidul Blok Watusipat merupakan kawasan percontohan pengelolaan hutan di ekosistem karst dan hutan musim (monsoon forest) dengan luas ±10,4 hektare. Sejak pembentukannya, Watusipat difungsikan sebagai lokasi penelitian dan konservasi sumber daya genetik tanaman hutan asli lahan kering, khususnya cendana (Santalum album), jati, dan nyamplung. Kawasan ini menjadi aset penting dalam kegiatan pemuliaan dan konservasi genetik, uji klon/provenans, serta pembelajaran silvikultur pada lahan marginal. Karena posisi biofisiknya berada pada zona karst dengan curah hujan musiman yang ekstrem, Watusipat digagas sebagai laboratorium alam untuk mengembangkan model pengelolaan hutan berkelanjutan pada bentang lahan kering berkapur di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kondisi Biofisik dan Keanekaragaman Hayati

Watusipat berada di lanskap karst dengan profil tanah dangkal, drainase cepat, dan tingkat kekeringan yang tinggi, sehingga seluruh tegakan dan model penanaman di kawasan ini dirancang untuk menghadapi cekaman iklim dan keterbatasan air. Koleksi cendana dari berbagai provenans, tegakan jati uji klon, dan pohon nyamplung berperan sebagai bank plasma nutfah monsoon forest. Selain fungsi konservasi genetik, kawasan ini juga mendukung habitat bagi serangga penyerbuk, burung pemakan biji, dan mamalia kecil yang beradaptasi dengan hutan musim. Keberhasilan menjaga keberlanjutan vegetasi di Watusipat menjadi bukti penting bahwa hutan tanaman produktif tetap dapat berkembang pada lahan karst jika dikelola melalui pendekatan ilmiah dan teknologi silvikultur yang tepat.

Potensi Pemanfaatan dan Peran Sosial

KHDTK Watusipat memiliki potensi besar sebagai pusat produksi benih dan bahan tanam unggul untuk program rehabilitasi lahan kering, pemulihan ekosistem karst, dan budidaya tanaman bernilai ekonomi seperti cendana dan jati. Di tingkat tapak, keterlibatan masyarakat semakin terbuka melalui pengembangan budidaya lebah madu, pemanfaatan HHBK potensial, dan kegiatan agroforestry adaptif musiman. Arah pengembangan dalam pengelolaan KHDTK Watusipat menggariskan peluang perluasan manfaat kawasan melalui pendidikan kehutanan, riset konservasi karst, penyediaan benih bersertifikat, hingga ekowisata edukatif berbasis “hutan musim tropis”. Tantangan pengelolaan mencakup penguatan kelembagaan petani hutan, peningkatan sistem perlindungan dari kebakaran dan gangguan, serta penyelesaian masalah batas dan akses agar model pengelolaan ekosistem karst dan hutan musim dapat berkembang secara berkelanjutan dengan manfaat ilmiah, ekologis, dan sosial yang seimbang.