Profile KHDTK

KHDTK Gunungkidul Blok Playen

abc

Profil dan Keberadaan Kawasan

KHDTK Gunungkidul Blok Playen seluas ±102,5 hektare merupakan pusat penelitian dan pengembangan hutan tanaman dataran rendah kering pada bentang karst Gunungkidul. Kawasan ini menjadi lokasi pembibitan, pemuliaan tanaman, dan pengujian keturunan untuk berbagai jenis bernilai ekonomi seperti akasia, kayu putih, jati, dan aren. Fungsi utamanya adalah menyediakan sumber benih unggul untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, penelitian kehutanan, praktikum dan pendidikan, hingga pelatihan teknis silvikultur dan agroforestry. Tegakan uji yang telah dikembangkan sejak awal pembentukan kawasan kini menjadi referensi penting bagi pemuliaan genetik dan peningkatan produktivitas hutan tanaman pada wilayah lahan kering.

Kondisi Biofisik dan Keanekaragaman Hayati

Sebagai bagian dari lanskap karst DIY dengan tipe iklim kering dan dominasi tanah dangkal berbahan induk batugamping, KHDTK Playen berfungsi sebagai laboratorium ekosistem lahan kering dan ruang konservasi keanekaragaman hayati tanaman hutan bernilai ekonomi. Tegakan akasia, kayu putih, jati, dan aren bukan hanya berperan sebagai koleksi genetik, tetapi juga sebagai model pembelajaran ketahanan tanaman terhadap cekaman iklim, kekeringan, dan degradasi lahan. Vegetasi hasil penelitian ini berkontribusi terhadap peningkatan cadangan karbon vegetasi, perlindungan tanah dan air, serta penguatan fungsi ekologis bentang alam karst. Peran KHDTK sebagai salah satu simpul restorasi berbasis ilmu pengetahuan tercermin dalam program FOLU Net Sink dan RBC (Result Based Contribution) yang terus dikembangkan untuk memperluas keberhasilan rehabilitasi lahan kering.

Potensi Pemanfaatan dan Peran Sosial

KHDTK Playen memainkan peran strategis dalam hubungan sosial–ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK), terutama minyak kayu putih. Keberadaan unit penyulingan minyak kayu putih telah membuktikan kemampuan kawasan sebagai simpul ekonomi masyarakat berbasis hutan, dengan keterlibatan aktif Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam penyediaan daun, perawatan tegakan, dan pemanfaatan ruang kelola sosial secara legal dalam batas kawasan. Selain penyulingan atsiri, pemberdayaan masyarakat berkembang melalui agroforestry lahan kering dan pengembangan HHBK lainnya. Arah pengembangan sosial ekonomi yang dapat dilaksanakan di KHDTK Playen berupa peningkatan produktivitas tegakan benih, optimalisasi HHBK bernilai ekonomi, penguatan kelembagaan KTH, pengendalian risiko kebakaran, serta pengembangan ekowisata pendidikan kehutanan dan wisata penyulingan untuk memperkuat kontribusi riset, konservasi, ekonomi masyarakat, dan PNBP. Kombinasi elemen-elemen tersebut menjadikan KHDTK Playen sebagai model pengembangan sosial ekonomi masyarakat melalui pengelolaan hutan berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan dan partisipasi masyarakat untuk ekosistem kering berkapur di Indonesia.